Juni 21, 2025

YAYASAN INSAN MULIA BERBAGI

UPZ YIMB Peduli Yatim Dan Dhuafa

Maulid Nabi Muhammad SAW

Berikut 5 amalan sunah Maulid Nabi yang mengandung banyak berkah. 

 

1. Puasa sunah

Puasa sunah termasuk amalan Maulid Nabi 

Ada banyak puasa sunah yang dapat dilakukan umat muslim, salah satunya puasa daud karena menurut sabda Rasul, puasa tersebut sangat disukai Allah.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada puasa yang lebih afdal dari puasa daud. Puasa daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari puasa dan sehari tidak.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Selain itu ada juga puasa Senin-Kamis yang lazim dilakukan dan tidak terikat waktu, artinya boleh dilaksanakan sehari-hari dan bulannya bebas.

 

2. Perbanyak selawat

Memperbanyak selawat termasuk amalan Maulid Nabi 

Amalan Maulid Nabi lainnya bisa dengan memperbanyak bacaan selawat. Baik itu ketika menunaikan salat wajib, sunah atau dalam hati selama menjalani kegiatan harian.

 

“Peringatan maulid nabi mendorong kita semua untuk senantiasa memperbanyak selawat pada Baginda Rasulullah, sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 56,” kata Ustaz Hilman.

 

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat pada Nabi. Hai orang-orang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan,” QS Al-Ahzab:56.

 

3. Meneladani sifat terbaik Nabi Muhammad SAW

Meneladani sifat Nabi Muhammad SAW termasuk amalan Maulid Nabi 

Amalan selanjutnya dari peringatan Maulid nabi yaitu meneladani kisah dan sifat Nabi Muhammad SAW.

 

Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah dan perilakunya itu. Semuanya bisa didapat dengan membaca kembali riwayat tentang Nabi.

 

Selain itu, sifat wajib yang dapat dicontoh adalah siddiq atau benar, amanah yakni bisa dipercaya, tabligh berarti menyampaikan dan fathanah yaitu cerdas.

 

4. Melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad SAW

 

Memperbanyak membaca serta mengamalkan isi Alquran termasuk amalan Maulid Nabi 

Sudah ada banyak perjuangan Nabi Muhammad yang sebelumnya pernah beliau lakukan terhadap sesama muslim.

 

Tugas kita sebagai umatnya yaitu melanjutkan perjuangan Nabi sesuai dengan pedoman Alquran dan sunah.

 

Mengamalkan isi Alquran dapat menjadi panduan dalam menyempurnakan keislaman, sekaligus untuk memperbaiki akhlak atau perilaku seperti kebaikan Nabi Muhammad.

 

5. Menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW

 

Memperbanyak mengikuti kajian keagamaan termasuk amalan Maulid Nabi 

Dalam surat Ali Imran ayat 31, dijelaskan bahwa syarat untuk mencintai Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah SAW.

 

Oleh karena itu perbanyak amalan-amalan dengan mengikut segala ajaran Nabi Muhammad, sama dengan menyenangkan Allah.

 

Biasanya di Indonesia memiliki tradisi tersendiri ketika menyambut Maulid Nabi. Anda dapat ikut serta dalam kajian keagamaan atau kegiatan-kegiatan Islami lainnya.

Semua bentuk amalan Maulid Nabi tersebut apabila dilakukan dengan ikhlas, maka besar sekali keberkahan yang nanti menyertainya.

Nabi Muhammad Lahir Tanggal 12 Rabiul Awal, Ini Kisah Kelahirannya

Rahma Indina Harbani – detikEdu Jakarta –
Nabi utusan Allah SWT yang terakhir dan menjadi penutup para Nabi atau Khatamul Anbiya adalah Nabi Muhammad SAW. Wahyu yang diturunkan kepada beliau berupa Al Quran sebagai pedoman hidup bagi umatnya.
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau 570 Masehi, tepatnya pada hari Senin, di Kota Mekah. Waktu kelahiran Nabi Muhammad ini diceritakan sendiri oleh Nabi Muhammad melalui Abu Qatadah, beliau bersabda,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

“Itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkannya kepadaku Al Quran (pertama kali),” (HR Muslim).

Nabi Muhammad merupakan putra Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam, dan Aminah bin Wahab. Namun, Abdullah meninggal dunia saat Aminah mengandung Nabi Muhammad yang baru berusia 2 bulan. Sehingga Nabi Muhammad lahir tanpa didampingi oleh seorang ayah.

Dikisahkan dari buku Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam karya Ibnu Hisyam, setelah Rasulullah lahir, sang ibu Aminah bin Wahab segera mengutus seseorang untuk mengabarkan tentang kelahiran cucunya kepada Abdul Muthalib, kakek Rasulullah. Abdul Muthalib sangat senang dengan kelahiran Nabi Muhammad.

Sejarawan menyebut bahkan Abdul Muthalib membawa bayi Nabi Muhammad ke Ka’bah untuk berdoa dan bersyukur kepada Allah atas kelahirannya. Selanjutnya, ia menyerahkan bayi Muhammad kepada salah seorang ibu susuan dari Bani Sa’ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abi Dzuaib.

Sebelumnya diceritakan bahwa saat itu rombongan Halimah yang pergi ke Mekah menolak ketika ditawari untuk menyusui bayi Muhammad. Mereka beralasan bahwa Muhammad saat itu anak yatim sementara mereka membutuhkan imbalan dari ayah sang bayi.

Namun, hanya Halimah yang bersikeras untuk menyusui bayi Muhammad di antara rombongan tersebut. Hingga ia dan suaminya berhasil membawa sang bayi pulang. Nabi Muhammad pun saat itu tinggal bersama ibu susunya di dusun Bani Sa’ad selama empat tahun.

Perlu diketahui bahwa zaman dulu masyarakat Arab memiliki kebiasaan menyusukan anak-anak mereka kepada perempuan desa. Hal ini bertujuan agar anak-anaknya tumbuh di lingkungan pedesaan yang udaranya masih bersih.

Wafatnya Sang Ibu dan Kakek

Muhammad kecil saat berusia 5 tahun sudah kembali ke rumahnya. Ia mulai kembali hidup bersama ibunda dan kakeknya. Namun tak lama setelah itu tepatnya saat Rasul berusia 6 tahun, Nabi Muhammad juga kehilangan sang Ibu, Siti Aminah yang meninggal dunia setelah mereka berdua ziarah ke makam Abdullah.

Sepeninggal ibunya, Nabi Muhammad harus diasuh oleh Abdul Muthalib, kakeknya. Sang kakek dikisahkan memiliki tempat spesial karena Nabi Muhammad SAW menghabiskan masa kecil bersamanya.

Dua tahun kemudian, Muhammad kecil kembali kehilangan seseorang yang istimewa baginya, sang kakek, Abdul Muthalib.

Pengasuhan Muhammad kecil kemudian diserahkan kepada pamannya yang bernama Abu Thalib. Disebutkan dalam sejumlah sirrah bahwa Abdul Muthalib mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Thalib, mengingat Abdullah dan Abu Thalib adalah saudara seibu.

Saat bersama pamannya inilah, seorang pemuka agama mengenali Muhammad sebagai utusan Allah SWT dan membawa Islam pada seluruh masyarakat dunia.

Kisah kelahiran Nabi Muhammad yang lahir tanggal 12 Rabiul Awwal pada hari Senin bernilai istimewa bagi umat Islam. Sebab itulah kita juga mengenal amalan sunnah puasa Senin-Kamis sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Suatu hadits yang dinukil dari Aisyah RA bahkan menyebut Rasulullah selalu menanti-nanti untuk berpuasa pada dua hari tersebut. Aisyah RA berkata,

“Rasulullah SAW selalu menunggu-nunggu saat berpuasa pada hari Senin dan Kamis,” (HR. Ahmad).

Itu dia kisah kelahiran singkat Nabi Muhammad yang lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, semoga bermanfaat ya!